Bedah Negeri

Tanjung Balai – Empat lelaki yang diduga menjadi kurir dalam jaringan narkotika internasional kini menghadapi proses hukum yang serius di Pengadilan Negeri Tanjungbalai, Sumatera Utara. Jaksa penuntut umum menyerukan hukuman mati bagi mereka dalam persidangan yang digelar pada hari Kamis, tanggal 14 Maret 2024. Di bawah cahaya matahari sekitar pukul 09.45 WIB, pengumuman tuntutan tersebut dilakukan di hadapan para hadirin termasuk media massa yang turut memantau proses persidangan ini dengan seksama.

Keempat terdakwa yang bernama M Safii alias Ationg, Fazaruddin Mangunsong alias Kompeng, Adlan, dan Gendry Iskandar alias Een, didakwa atas kasus kepemilikan dan distribusi narkotika jenis sabu dan ekstasi. Dalam pandangan jaksa, tindakan mereka melanggar Undang-Undang Narkotika No. 35 Tahun 2009, serta Pasal 55 ayat (1) KUHPidana yang mengatur tentang kepemilikan dan distribusi narkotika dalam jumlah yang besar.

Kronologi kasus ini bermula pada hari Sabtu, tanggal 5 Agustus 2023, sekitar pukul 11.50 WIB, ketika aparat kepolisian melakukan pengejaran terhadap sebuah kapal di perairan Kuala Bagan Asahan. Hasilnya, kapal tersebut berhasil diamankan bersama dengan empat orang terdakwa serta dua jerigen warna biru yang berisi sabu seberat 15 Kg dan ekstasi sebanyak 4,5 Kg. Temuan ini menjadi bukti kuat dalam proses persidangan, yang menegaskan keterlibatan mereka dalam perdagangan gelap narkotika.

Dalam pernyataannya, Andi Sahputra Sitepu, Kasi Intelijen Kejari Tanjungbalai, menegaskan bahwa tuntutan hukum yang diajukan oleh jaksa didasarkan pada fakta-fakta yang terungkap selama proses persidangan, serta bukti-bukti yang berhasil dikumpulkan. Tujuan dari tuntutan hukuman mati ini bukan hanya untuk memberikan sanksi yang setimpal kepada para pelaku kejahatan, tetapi juga sebagai upaya pencegahan agar masyarakat tidak terjerumus dalam lingkaran peredaran gelap narkotika. Harapannya, hukuman ini dapat memberikan efek jera yang cukup kuat bagi para terdakwa, sekaligus menjadi peringatan serius bagi siapa pun yang berpikir untuk terlibat dalam aktivitas ilegal yang merusak ini.